Senin, 27 Agustus 2012

Pertahanan yang Rapuh


Benang merah tak dapat ku tarik lurus
Membentang dalam kehidupan ini
Usahaku terus kupertajam
Namun entah kenapa
Angin mesra terus melambai
Mengalurkan tangan
Menarik nafas
Mengarungi samudra birahi
Tak tahan diri ini menahan
Namun batin terus berjuang
Jiwa terus menyelam
Mengais mutiara-mutiara kehidupan
Menyongsong masa depan

Sabtu, 18 Agustus 2012

CINTA YANG TERBAKAR


Ketidak pastian cinta terus berkobar
menutup ruang-ruang persahabatan
antara alam dengan manusia
seribu kata melawan malapetaka
sejuta do`a melawan surga 
kehidupan tak lagi percaya
amarahnya kian membara
api menyulut gunung
debu membungkus awan
kehidu panpun menghilang
melawan kematian
karena ketidak setiaan 
manusia
alam tidaklah cukup sabar
akan cinta 
dan kasih sayangnya 

DALAM KESENDIRIANKU



Ketika cakrawala pagi datang
Mewarnai semesta alam
Dengan terbiasnya pancaran sianar mentari
Menghias desiran ombak sepanjang lautan
Sungguh indah hidup ini
Namun entah kenapa
Deraian air mata membasahi pipi.
Walau desiran ombak penuh eindahan
Namun tiada kebahagian bagiku
Hidupku hampa
Hidupku tampa suka
Hanyalah duka
Yang tersimpuh dalam dada.



CINTA DALAM DOA


Kehidupan ba cahaya terang
Yang takkan selamanya terang
Kadang terselimut duka
Kadang terselimut suka
Biarkan kehidupan ini berjalan
Mengikuti alur tuhan
Namun cinata dalam persahabatan
Tak seharusnya kelam
Dalam palung mariana
Biarkan everis menjulang
Tapi cinta antara kita tetap gemilang
Dalam doa yang yang terus terucap
Dalam setiap langkah-lankah kehidupan.

KUASAMU


Selayang pandang diatas kelana
Cakrawalapun bersua diatas mimbar kehidupan
Allah mencintai karena dicintai
Allah memberi kerena diminta
Allah murka karena dimurkai
Angin berhembus karena putaran alam semesta
Air mengalir karena adanya relief permukaan
Berkobarnya api karena tiupan
Indahnya cakrawala karena flora dan fauna
Meletusnya gungung karena magma
Retaknya tanah karena gempa
Terangnya semesta karena pancaran sinarnya
Sang raja dan ratu alam semesta
Aku makan karena lapar
Aku minum kerena haus
Aku tidur kerena ngantuk
Aku belajar karena miskin akan ilmu
Namun tiada upaya bagi mahluk hina
Empat puluh tahun dalam hitungan sang raja dan ratu semesta
Kan hilang dalam pejaman mata
Hanya mereka yang dapat bersua sempada
Menuju sang kuasa.
Empat puluh tahun kan berlalu
Sangka kalapun kan menggema
Menyelami samudra
Menelusuri benua
Kehidupan takkan lagi bersua
Barat, Timur, Utara, Selatan, Atas dan Bawah
Semuanya kanmusnah dalam kedipan mata
Hilang tampa atsar
Hingga datang hari penantian
Dari ahir kehidupan

Jumat, 17 Agustus 2012

Untukmu Indonesia


Ledakan meriam yang keras
Membangunkan tidurku
Dari tikar anyaman berselimut angin
Kutegakkan kakiku
Kumantapkan jiwaku
Aku harus pergi
Untukmu Indonesiaku
Kabut hitam merenggut pandanganku
Sang raja alam belum tampakkan sinarnya
Ku berlari bersanding bambu runcing
Menerobos kabut
Melawan kedzaliman
Penuh kegerangan.
Semangat membaja ahirnya
Berbuah manis
Suara arak-arakan
MERDEKA
Terus menggaung seantero indonesia
Meramaikan suasana
Sang raja alampun tampak tersenyum
Sinarnya memancar membelah kabut
Mendobrak cakrawala
MERDEKA ........
MERDEKA ........
MERDEKA ........

Minggu, 12 Agustus 2012

Harapan dalam Cita


Ya Allah ......
Kehidupanku trus berlalu
Keinginanku trus terpadu
Dengan langkah-langkah hidupku
Kebenaran adalah tujuan hidupku
Kebahagiaan adalah dambaan hidupku
Pencapaian prestasi akan daku
Kan tiada dalam belenggu
Jika ortuku
Tak dapat kupadu
Ya Allah ........
Engkau tumbuhkan jiwaku
Dari benih penuh rindu
Hingga ku dapat merajut dam menyulam kalbu
Betapa bahagia diriku
Jika kelak dalam pencapaianku
Kau padukan jiwaku
Dengan jiwa ortuku

Alam Semesta Bersua


Ketika manusia tidak lagi mengikuti fitrahnya
Sebagai mahluk yang sempurna
Membantai alamiyah kehidupan
Mencoret sejarah kehidupan
Menudai citra keabadian
Bumipun tak lagi bersahabat
Atas keserakahan manusia
Gunung-gunung memuntahkan larvanya
Karena kezdaliman manusia
Samudra meluapkan isinya
Karena kekejaman manusia
Langit menyambarkan petirnya
Karena ketamakan manusia
Akan tahta dan kekayaan dunia
Sungguh tragis kehidupan
Yang menjauh dari perinsip qalbi
Dan kometmen diri