Rabu, 27 Februari 2013

Kehidupan Takseperti Rembulan



Kehidupan tak sebening rembulan purnama
Disaat kita menjalaninya
Semuanya akan terasa hampa
Jiwa kan terasa dalam rawa-rawa tak bernyawa
Tiada kehidupan yang terbagi
Tiada kesenangan yang terlewati
Tiada kedamaian yang terlalui
Tiada pula keabadian yang merajut hati......
Nestapa kehidupan terus beralalu tiada henti
Terus menanti akan datangnya pesan-pesan ilahi
Malam menjadi jalan tersendiri
Bagi orang-orang yang haus akan tegur sapa ilahi
Sajadah menjadi teman
Tasbih menjadi kawan
Kabut malam menjadi kenangan
Sujud diperpanjang menuju ridha tuhan
Telapak tangan terus terkepal memohon ampunan
Jiwa terus merintih tiada henti
Melewati lirih-lirih kehidupan yang dilalui
Dosa menjadi tabir penglihatan diri
Akan sabda mutasyabbih ilahi

Minggu, 24 Februari 2013

Waktu Sore Yang Penuh Dengan Luapan Kasih Sayang



          Jarum jam menunjukkan jam 17.00 WIB, kuberangkat dengan tujuan menindak lanjuti surat permohonan bantuan dana yang telah dititipkan dua hari lalu kepada salah seorang pemilik rumah makan dipusat kota pamekasan. Dua kali saya tindak lanjuti, namun kutak dapat menemui beliau karena ada keperluan diluar kota, namun pada sore itu (23/02/2013) saya dapat menemuinya dengan harapan saya surat yang dikirim kemarin mendapat partisipasi dari beliau. Setelah beberapa menit menunggu, alhamdulillah saya dapat menemui beliau dan beliau sangat mendukung atas acara yang kami adakan (peringatan maulid nabi dan pelantikan PAC-IPNU Pamekasan 2013-2015).
          Betapa bahagia saya dengan dukunagan yang beliau berikan pada acara kami, dan yang lebih membuat saya bahagia, selang beberapa menit kita berbinncang-bincang, beliau menanyakan setatus saya, asal saya dari mana. Setelah saya memberi tahu tentang kehidupan diri saya, kemudian beliau beranjak menuju pintu kamarnya, setelah beberapa menit ku menunggu kulihat tanganya memegang dua buah buku yang mungkin buku itu adalah buku yang memotivasi beliau hingga pada ahirnya dia sukses menjadi pengusaha. Kedua buah buku itu yang satu tebalnya kurang lebih 200 halaman sedangkan yang satu lagi berukuran kecil yang mungkin tebalnya hanya 100 halaman. Melihat kedua buah buku itu, dalam hati saya terbersit “ini pasti ingin diberikan pada saya”, alhamdulillah kenyataan sejalan dengan apa yang ada dalam hati saya, betapa bahagianya hati ini, beliau juga memotivasi saya bagaimana seharusnya menjadi seseorang dalam keadaan yang serba kekurangan, diantara motivasinya yang saya ingat “sukses itu mudah, tergantung bagaimana kita menjalaninya” selain itu, beliau juga menyarankan saya supaya menambah jumlah raka`at sholat, menjadi seseorang yang lapar pada saat teman-teman kenyang, membuka mata pada saat temen-teman lelap.
          Kutak dapat menyangka perjalananku disore itu berjalan seperti halnya angin menghembus dedaunan yang meneteskan air pada tumbuhan. Betapa bahagianya tanaman yang tertimpa tetesan air dedaunan, hingga terlepas dahaga yang tertahan. Kutak dapat berkata apa-apa semuanya hanya dapat kurasakan dengan penuh iba, betapa besar kasih-sayangNya yang Ia berikan pada hambaNya. Betapa malunya hati ini melihat semua ini, air mataku mengalir tampa sadar mengiringi perjalan pulangku. Ternyata Dia selalu dalam kuasaNya memelihara hambaNya, namun hambaNya yang tidak tau malu akan kuasaNya, sombong seakan tiada kita adalah sesorang yang hidup dengan kebebasan menentukan kehiduapan, sombong dengan apa yang kita genggam (Ilmu) padahal semuanya adalah milikNya.

Minggu, 17 Februari 2013

Beningnya Hati



Betapa indahnya kehidupan yang penuh makna
Bagi orang-orang yang faham akan kehidupan fana
Kumbang-kumbang kehidupan akan selalu mengejar lantunan cinta
Dari suara-suara keindahan yang terpesona
Memetik sari pati tuk penawar sahdu sanubari
Langkah-langkah pasti menjadi sunyi
Tiada angin yang menghampiri
Karena itu adalah tujuan seorang abdi
Tangan terkepal menuju kegigihan hati
Tak peduli akan tusukan duri-duri
Yang tiada lain adalah hambatan bagi seorang abdi
Malam silih berganti
Kehidupan kan menjadi sunyi
Dalam kebeningan hati

Kamis, 14 Februari 2013

Jika Hati Mengadu



Tiada hari tanpa sahdu
Hati terlalu dalam utnuk berkata-kata
Kasih sayang kan selalu kudmbakan
Tiada linag yang takdapat dihindari
Kehidupan menjadi hilang
Keabadian kanterbentang
Urat-urat nadi sudah tiada lara
Darah terhisap alam
Kesetiaan kan datang bagi orang-orang yang agung
Kesirnaan akan tenggelamkan orang-orang yang dalam keserakahan.....
Kuhanya dapat berdoa meminta
Akan ridlamu menembus cakrawala
Menyeliuti kegososngan jiwa

Minggu, 10 Februari 2013

Ku Memohon KepadaMu


Alangkah bahagianya orang-oran yg selalu ingat akan penciptanya
Lubuk hatinya selalu tergugah tuk selalu menyelimuti samudra rahmatnya
Mulutnya takdapat terlepas dari kecupan manis asmanya
Tangannya tidak ingin lepas dari eratnya kasih dan sayangnya
Matanya tak dapat terpejam dalam kehampaan namanya
Sungguh besar harapan ini bagi orang-orang yg dalam perjalanan menuju ridhanya
Doa selalu terucap untuk selalu dalam ridhanya
Keihlasan selalu dinanti menjadi selimut diri
Tida kesempurnaan hati kesuali dengan cinta hakiki
Kutak  rela meninggalkan cakrawala ini
Sebelum ridhamu kau selimuti