Selasa, 24 September 2013

JERITAN PAGI TUK JIWA KEHIDUPAN



Ya Allah betapa malunya diri ini
Kasih sayangmu terus memenuhi kehidupan ini
Belayan tanganmu terus engkau ulurkan
Tuk memanjat tebing-tebing kehidupan dalam kehinaan
Namun kenapa ku masih dalam penghianatan
Tidakkah diriku cukup sadar
Tuk menghayati semuanya
Wahai jiwa keabadian
Yang tersembunyi dalam kehinaan
Dimanakah mukamu engkau simpan
Tidakkah engkau melihat
Tidakkah engkau mendengar
Dan tidakkah engkau merasakan
Akan kasih sayangNya dalam kehidupan
Akankah engkau terus demikian
Berlalu dalam ketidak pastian
Menjalani kehidupan Tanpa penglihatan dalam kejelasan
Mendaki cita tanpa pendengaran
Menyelami kebenaran Tanpa perasaan

Minggu, 15 September 2013

KISAH SEORANG IBU YANG SUDAH TIADA MENANTI IRINGAN DOA DARI ANAKNYA



Pada suat hari tidulah seorang ulama yang bernama Nabatul Bnani dari salat malamnya, ia terlelap dalam mimpinya dengan berjalan-jalan menuju sebuah kuburan, namun tiada sangka beliau bertemu dengan perkumpulan orang-orang yang sudah tiada didunia dengan kain kafan yang mereka pakai, mereka berkumpul satu dengan yang lainnya dalam satu meja makan bak keluarga, sungguh sangat menkjubkan kehidupan setelah mati memang benar-benar ada. Namun keadaan seseorang ibu yang berlainan dengan kain kafan yang kusut, kusam wjahnya yang tak ceria seakan berbagai permasalahan ia alami membuat nabatul banani semakin keheranan. Tak kuat rasanya beliau melihat semua itu, beliaupun menghampirinya dan menanyakan keadaannya kenapa bisa sedemikian.
            Percakapan anatara kedua insan yang sudah berlainan kehidupan berlangsung penuh kesedihan, ternyata dia adalah seorang ibu yang tidak pernah diingat oleh anak perempuannya didunia. Sang ibu itu menceritakan kedaan putrinya kepada nabatul bnani, bahwa dia punya seorang putri yang tidak pernah ingat kepada saya setelah ia menikah dengan seseorang  yang kaya raya, kemudian diakhir cerita sang ibu kepada nabatul bnani ia berpesan “jika engkau menemui anakku, tolong beritau keadaanku kepadanya”!!!.
            Mendengar semua itu akhirnya Nabatul Bnani terhentak dari tidurnya. Singat cerita beliaupun mencari si wanita yang dimaksud ibu dalam mimpinya, sudah sekian lama beliau mencari, keberbagai penjuru kota dan desa akhirnya beliau menemukan sebuah rumah yang begitu mewah dan megah, beliupun menghampiri rumah itu dan menemui pemilik rumah. Setelah bertemu dengan pemilik rumah, Nabatul Bnani hal ikhwal kehidupannya, dan beliau juga bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu yang sudah tiada, ternyata sang wanita itu terdiam seakan teringat sesuatu, dengan mimik kesedihan Nabatul Bnani mengetahui bahwa dia memang benar-benar anak dari ibu dalam mimpinya.
Keterharuan dari seorang anak akan ibunya yang sudah lama ia lupakan semakin menjadi setelah Nabatul Bnani menceritakan keadaan ibunya dan menyampaikan pesannya. Cakrawala semakin sedih mendengar ketidakpastian hidup seorang ibu, tetesan air mata membasahi indahnya cakrawala. Karena nabatul bnani terasa sudah menyampaikan kewajibannya iapun pergi dari hadapan seorang wanita yang dalam keterharuan.
Rutinantas dari seorang nabatul bnani setiap malam seakan menjadi kewajiban tersendiri, dimalam yang penuh keheningan ia tertidur dalam dzikirnya, ia berkelana dalam dunia mimpi, mimpi itu ternyata tiada bedanya dengan mimpi sebelumnya, beliau betemu dengna sekumpulan insan dengan kain kafan untuk makan bersama layaknya keluarga, namun entah kenapa seorang ibu datang dan bergabung bersama sekumpulan insan dengan kain kafan yang begut bersinar dengan wajah penuh keceriaan, terlepasa dari keheranan itu beliau menghampirinya dan menanyakannya;
Nabatul bnani   ; anda pada saat itu memakai kainkafan yang kusut susam dengan wajah penuh kesediahan, kenapa hari ini anda bisa seperti ini..?
Sang Ibu             ; betul, saya dulu adalah orang yang dulu anda temui, namun berkat doa anak saya, saya menjadi seperti ini.
Mimpi nabatul bnani menjadi usai, beliau terhentak dari tidurnya penuh ketakjuban. Subhanallah, sungguh engkau maha pengasih lagi maha pemurah.
Semoga cerita ini mebuat kita selalu bermuhasabah akan kehidupan kita, kita tidak hanya hidup dalam kesendirian akan tetapi kita hidup dalam kebersamaan. Semoga bermanfaat… 


cerita ini diambil dari kitab syarah al-ushfuriyah



Rabu, 11 September 2013

TUNTUNLAH AKU MENUJU ALUR HIDUPMU



Allah ……………..
TakdirMu tak dapat ku tebak
Kuhanya bisa mengikuti alur hidupMu
Jalan setapak harus ku lalui
Tebing-tebing kehidupan ku daki
Jurang-jurang kehidupan ku sebrangi
Tiada hari tanpa kehidupan dalam pemikiran
Penuh persoalan
Memeras otak dan pikiran
Allah………..
CakrawalaMu sungguh begitu luas
Pandangan mataku tak dapat melalui garis-garis lintang kehidupan  
Semesta alam terus berkarya tiada henti
Manusia kian serakahnya memuas diri
Rintihan nirwana terus berlalu
Hari demi hari berlalu tanpa senja keindahan
Alur hidup tak seindah sisi kehidupan
Ku harus berenang dan berlayar
Menyelami hiruk pikuk kehidupan
Ku harus memanjat dan mendaki
Mengarungi ketidak pastian diri
Ya Allah………….
Hatiku tak sebesar genggamanMu
Namun lenturkanlah relung-relung jiwaku
Tuk menerima titahMu

Selasa, 10 September 2013

CINTA ITU MILIKNYA

Cinta bukanlah sebatas angan-angan
Yang terlintas dalam hati dan pikiran
Tapi cinta adalah perpaduan
Antara antara kebenaran dan kesalahan
Antara kasih dan sayang
Antara kehidupan dan kematian
Antara kehinaan dan kejayaan
Janganlah engkau remehkan cinta
Karena cinta adalah bagian dari sifatNya
Cinta bukanlah untuk diremehkan
Tapi cinta untuk dipertahankan
Betapa murkaNya sang pencinta
Dikala cintaNya dipermainkan
Dan betpa bodohnya kehidupan
Dikala cinta tak lagi tersenyum diatas cakrawala