Tropi ini saya hadiyahkan untuk kakak saya. Dialah pahlawan
saya yang mati-matian membiayai hidup dan kuliyah saya ketika ayah telah tiada.
Seorang kakak yang telah banting tulang
sambil kuliyah di al-azhar, berjualan tempe dan bakso dikairo, demi adik-adik yang dicintainya. Untuk kakak
saya yang baru tiba diindonesia setelah 9 tahun lamanya tidak bisa pulang, demi memperjuangkan nasib
adik-adiknya supaya tetap melanjutkan sekolah. Tropi ini buat kamu mas azzam…(KCB.II)
Tetesan air mata tak dapat kubendung
Mendengar untaian kata-katamu
Yang terucap dengan penuh jiwa
Air mataku mengalir tampa terasa
Pipiku basah
karenanya
Kata-katanaya memlukai jiwa
Hingga menebus dada
Batinku tergerak kehausan
Perasaan bergulat dalam kesalahan dan keharuan
Betapa besar penantian mereka akan kedatangan
diriku
Namun entah seberapa besar pengurbananku
Untuk menyambut kegembiraan mereka akan diriku
Disaat aku memeluk mereka
Hatiku renyuh tiada berdaya
Jiwaku rapuh tida daya
Kata-kata itu
Seakan terucap dari mulut adik-adikku
Yang sedang kebingungan
Haus akan motivasi
Miskin akan pengetahuan diri
Mereka membutuhkan uluran tangan
Dari seorang kakak
Yang dapat membawa mereka
Meraih masa depan
Yang tersembunyi penuh harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar