Kamis, 27 Maret 2014

Jangan Kau Biarkan



Ya.... Allah
Ya.... Rahman Ya.... Rahim
Biarkanlah pagi datang
Penuh sinar berkilauan
Memancar indah diatas pebukitan
Di ufuk timur
Akhiri siang
Awali malam
Ya... Allah
Janganlah kau biarkan
Hati ini menjerit takkuasa
Akan hilir mudik kehidupan Sang pahlawan
Yang gigih berjuang penuh ketulusan
Membanting tulang
Memeras keringat diatas panas terinya mentari
Kedinginan dalam dekapan air hujan
Ketabahan dan keihlasan
Menjadi selimut perjalanan
Ya... Allah
Ya... Rahman Ya... Rahim
Hanya padaMu
Curahan hatiku
Aku ulurkan tanganku
Dengan lautan penuh desiran  harapan
Yang tak pernah kelam dalam hembusan angin
Memohon secercah kebahagiaan
17/5/2010

Sabtu, 22 Maret 2014

Akhir



Ya Allah...
Semesta alam
Tegakah engkau akan daku
Mataku tak tuntas memandang kehidupanMu
Akankah engkau teteskan deraian air mata
Dengan penuh kesediah
Sebelum kebahagiaan aku berikan
Diriku hidup tuk kegembiraan
Bukan tuk deraian air mata
Tuhan .....
Kehidupan alam semesta
Kehidupan jadi layu
Tawa ria hanyut dalam deraian air mata
Hidupku tinggal kenangan
Hidupku tinggal bayangan
Dalam deraian air mata

03/5/2010

Firasat Sebuah Mimpi



Malam itu adalah malam membawa lara
Cakrawalaku seakan terbenam dalam kecemasan
Hidupku seakan taklagi panjang
Usahaku seakan tumbang dalam mimpi yang datang
Kutak tahu apa harus aku bilang
Hidupku bukanlah dalam kuasaku
Hidupku adalah takdirMu
Aku hanyalah hambaMu
Tiada kuasa tiada kata
Hanyalah doa dalam nestapa
Yang selalu terucap dengan kata-kata
Dalam kesunyian cakrawala
Mimpiku adalah firasatku
Ketiadaannya tak dapat kurelakan
Sebelum aku dapat membahagiakan
Cakrawalanya tidak boleh suram
Kenangan indah harus terpancarkan
Dalam historia kehidupan

22/03/2014

Kamis, 20 Maret 2014

Ratu Malam



Bola mata tidak kuasa
Menatap indah wajahmu
Hatiku luntur takberdaya
Pancaran sinarmu
Hidupkan cakrawala yang telah mati
Lautan lepas melukis indah wajahmu
Ikan-ikan merenang bebas dengan lihai
Seakan hidup tiada beban
Semakin jauh kau berjalan
Semakin terang kau bersinar

29/4/2010

Aku Jadi Abiturien



Deretan putih abu-abu
Memadati teras masjid
Cakrawala menjadi suram
Penuh kabut kecemasan
Jarum jam tepat sembilan puluh derajat
Hati dag.... dig.... dug......
Tangan menegadah
Air mata berlinang memohon kepada tuhan
Nama demi nama terucap
Amplop berisikan hitam diatas putih
Terkapar diatas tangan
Jemari seakan takbertulang
Detak jantung semakin kencang
Pikiran kacau takkaruan
Kata demi kata terucap
Matapun berbinar seakan takpercaya
Lina abjat membuat hati tak tahan
Membendung lautan tafkir
Ternyata.....
Aku jadi ABITURIEN

27/4/2010