A. Kedudukan Dan Makna Pendidikan Jasmani
Sehubungan dengan ancaman perpecahan antar etnes dan
konflik antar bangsa yang menjurus kea rah pecahnya kesatuan bangsa, maka
pendidikan dalam semua jenjang sangat diperlukan sebagai alat untuk menumbuhkan
saling pengertian, toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa dan cinta damai
pada para siswa dan masyarakat.
Kemajuan teknologi informasi dan komonikasi yang sudah
sangat maju, telah pula menghadapkan para remaja dan anak-anak pada gaya hidup
yang lebih mengutamakan keunggulan dan kecerdasan intlektual, kurang
memperhatikan perkembangan mental dan karakter. Dalam kondisi demikian,
patutlah kita mempertanyakan kembali peranan dan fungsi pendidikan jasmani.
B. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah peruses
pendidikan yang mendatangkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Pendidikan jasmani adalah suatubidang kajian yang berkaitan dengan
gerak manusia, perkembangan fisik dan psikis.
C. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Jasmani
a. Tujuan Pendidikan Jasmani
Apakah sebenarnya tujuan dari pendidikan jasmani.? Pada dasarnya
pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
·
BELAJAR keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan berbagai jenis aktivitas fisik.
·
MEMAHAMI implikasi dan keuntungan dari
keterlibatanya dalam aktivitas fisik.
·
BERPARTISIPASI secara tetap tentu dalam
aktivitas fisik.
·
BUGAR secara fisik.
·
MENJIWAI nilai-nilai aktivitas fisik dan
kontribusinya terhadap gaya hidup yang sehat.
·
MENGEMBANGKAN kepertcayaan diri dan
kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya dalam aktivitas jasmani.
·
MENGEMBANGKAN keterampilan social yang
memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang (inter-personal).
·
MENIKMATI kesenangan dan keriangan saat
melakukan aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
b. Fungsi Pendidikan Jasmani
1. Aspek Organik : menjadikan fungsi system tubuh lebih baik, meningkatkan
kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan fleksibilitas.
2. Aspek Neuromuskuler : meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot,
mengembangkan ketrampilan lokomotor, non-lokomotor, manipulative, power,
kecepatan reaksi, kelincahan, berbagai ketrampilan olahraga.
3. Aspek Perseptual : meningkatkan kemampuan menerima dan mebedakan
isyarat, kemampuan ruang, kordinasi gerak, kesimbangan tubuh, body image.
4. Aspek Kognitif :mengembankan kemampuan mengekplorasi, menemukan sesuatu,
memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan. Meningkatkan
pengetahuan tentang peraturanpermainan, keselamatan, dan etika serta penggunaan
setrategi dan teknik memecahkan masalah gerak.
5. Aspek Sosial : menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan,
mengembangkan kemampuan membuat keputusan dalam kelompok, belajar berkomonikasi
dan tukar pikiran dengan orang lain, mengembangkan keperibadian, sikap, dan
nilai-nilai yang positif dalam masyarakat.
6. Aspek Emosional : mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas
jasmani dan reaksi yang positif sebagai penonton, memberikan saluran untuk
mengekpresikan diri dan kreativitas, menghargai pengalaman estetika dari
berbagai aktivitas yang reliven.
c. Hubungan Pendidikan Jasmani, Bermain Dan Olahraga
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang
digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang
bersifat fisik yang umumnya tidak bersifat kompetitif. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan
di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suat bentuk bermain
yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa
olahraga sebagai suatu bentuk permainan terorganesasi. Secara tradisional,
olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Olahraga
adalah aktivitas kompetitif yang terorganisikan dengan baik. Pendidikan jasmani
adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan
jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan dilaksanakan untuk mendidik.
Bermain olahraga dan pendidikan jasmani
melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat menyatu secara pas dalam
konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain
dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga
olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.
d. Olahraga Rekreasi Dan Dansa
Para ahli memandang bahwa rekreasi adalah
aktivitas untuk mengisi waktu senggang akan tetapi, rekreasi dapat pula
memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga wari waktu luang”. Rekreasi
adalah aktivitas yang menyihatkan, baik secara fisik, mental dan social. Dengan
demikian, penekanan dari rekreasi adalah dalam upaya revitalisasi tubuh dan
jiwa yang terwujud karena “menjauh” dari aktivitas rutin dan kondisi yang
menekan dalam kehidu sehari-hari.
Dansa adalah aktivitas gerak ritmis yang
biasanya dilakukan dengan iringan music, kadang dipandang sebagai sebuah alat
ungkap atau ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu, yang pada
perkembangannya digunakan untuk hiburan dan memperoleh kesenangan, di samping
sebagai alat untuk menjalin komunikasi dan pergaulan dan sebagai kegiatan yang
menyihatkan.
Tujuan pembelajaran jasmani harus mencakup
tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya
dalam domain afektif. Konsep kebugaran jasmani dan knsep kebugaran motorik
dianggap berbeda. Kebugaran jasmani mengarah pada aspek kualitas tubuh dan
organ-organnya, seperti kekuatan, daya tahan (jantung-paru), kelenturan (otot
dan persendian), sedangkan kebugaran motorik menekankan pada aspek penampilan
yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan, power,
keseimbangan, dll. Konsep jasmani merujuk pada semua aspek diatas.
Domain kognitif mencakup pengetahuan
tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan
memecahkan masalah. Domain afektif mencakup sifat-sifat atau karakter yang
menjadi unsure keperibadian yang baik, mempunyai konsep diri yang bagus dan
komponin kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak.
Intelegensia emosional mencakup beberapa
sifat penting, yakni pendidikan diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan
kemampuan untuk berempati. Kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang
mampu menempatkan diri di pihak orang lain dengan mencoba memahami perasaan
orang lain. Karena itu pula empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial.
D. Gerak Sebagai Kebutuhan Anak
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru dan
senantiasa indah, dipenuhi keceriaan. Dunia anak-anak mengandung aneka ragam
pengalaman yang menyisikkan, dibarengi berbagai kesempatan untuk memperoleh
pembinaan. Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Segala
macam gerak dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali
berbagai benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan yang didapatnya
ketika ia menyadari baru saja menambah pengetahuan dan keterampilan. Belajar
bergerak dengan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal
ini termasuk upaya mempelaari tubuhnya dan berbagai kemungkinan geraknya. Gerak
adalah kebutuhan mutlak anak-anak. Sayangnya ketika usia semakin meningkat,
aktivitas anak-anak semakin berkurang.
E. Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan
kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi
karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Kehidupan sekolah yang demikian
ditambah pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Dengan
semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakit
hipokonetik (krang gerak). Akibatnya penyakit jantung tidak hanya terjangkit
pada orang dewasa saja tapi juga terjadi pada anak-anak. Pendidikan jasmani
sangatlah penting untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah
mencakup sebagai berikut;
Secara umum manfaat pendidikan jasmani di
sekolah mencakup sebagai berikut;
1. Memenuhi kebutuhan anaka akan gerak
Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan
kebutuhan anak-anak.
2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Pendidikan jasmani adalah waktu untuk “berbuat”. Anak-anak lebih memilih
untuk berbuat sesuatu dari pada hanya harus memilih atau mendengarkan orang
lain ketika mereka sedang belajar.
3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Peranan pendidikan jasmani di sekolah dasar cukup unik, karena turut
mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai
berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari.
4. Menyalurkan energi yang berlebihan
Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi.
Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak mengganggu keseimbangan
perilaku dan mental anak.
5. Merupakan peruses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun
emosional.
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat
berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar