Dalam kehidupan yang serba
ada ini, manusia tidak lagi bersusah payah selayaknya manusia purbakala dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Globalisasi membuat manusia modern
manja yang diakibatkan oleh tersedianya perlengkapan (tehnologi) hidup yang
efesien serta berdaya guna sesuai dengan keinginan kita, tidak heran jika tidak
sedikit generasi muda bermalas-malasan dalam menjalani kehidupan ini (berusaha
dengan tangan dalam memenuhi sesuatu yang kita inginkan), dengan selalu
mengandalakan media yang ada walau pada hakikatnya tangan kita masiah sangat
mampu melakoninya. Globalisasi kehidupan ternyata tidak hanya memfasilitasi
kehidupan manusia secara fisik belaka, tidak hanya menyediakan media-media
fisikis, akan tetapi media-media dalam memenuhi kebutuhan biologispun tersedia secara rapi dalam kehidupan modern
plus globa ini.
Ketersediaan
media-media tehnologi ini ternyata banyak juga Manusia yang terkeselio diakibatkan oleh kesalah
fahaman mereka dalam menggunakan fasilitas-fasilitas tehnologi yang mereka
ciptakan sendiri. pada hakikatnya sebagai khalifah dimuka bumi tidak bisa
menyalahkan ciptaannya sendiri (tehnologi), mereka sebagai oprator seharusnya
berpikir panjang kenapa tehnologi bisa berakibat negatif dalam kehidupan
manusia. Kenapa saya mengatakan tehnologi yang mereka buat berdampak pada
mereka sendiri selaku pencipta. Apakah kita akan menyalahkan Dr.
John V.Atanasoff
dan pembantunya Clifford Berry selaku penemu komputer pertama sebagai penyebab utama terjadinya
ketidak benaran prilaku manusia setelah mengkonsumsi media yang ia ciptakan.
Tentu tidak begitu…. Kerusakan moral, dan maraknya perilaku menyimpang dalam
kehidupan generasi masa kini tidak lain karena:
1.
Menipisnya kesadaran akan
makna hakikat dari kehidupan dalam diri
generasi muda.
2.
Kurangnya intervensi dari
pihak kluarga atau pihak keluarga tidak lagi dapat dipercaya oleh pelaku.
3.
Maraknya kehidupan yang
berbau immoralitas, sehingga para remaja dengan mudahnya menangkap sinyal
menuju jurang kehinaan.
4.
Tidak tahannya generasi muda
akan gojlokan-gojlokan teman bergaul yang ada dilingkungan mereka tinggal.
5.
Tidak tertanamnya perinsip
kehidupan dalam hati kecil mereka yang mengakibatkan mereka menjadi sesorag
yang tidak prinsile dalam menjalankan sesuatu.
Maka dari pada itu tidaklah heran ketika remaja remaji
masa kini yang kita lihat tidak lain adalah imbas dari ketidak berdayaan mereka
dalam menanamkan keyakinan hakiki akan makna kehidupan yang sebenarnya. Mereka
menganggap kehidupan adalah sebuah kenikmatan yang harus dimanfaatkan sebelum
pada saatnya kita tidak bisa menikmatinya (tua), “kita masih muda, tobat entar
aja kalo udah tua” “kesempatan hanya datang satu kali mas brow”.
Anggapan-anggapan seperti ini sering dijadikan landasan bagi mereka dalam melakukan
perbuatan-perbuatan (free seks) yang seharusnya tidak mereka lakukan sebelum
adanya legalitas resmi dari pihak-pihak yang berwenang.
Pada saat para peneliti angkat bicara dengan hasil
penelitian yang mereka lakukan. Ternyata data yang mereka hasilkan membuat
beberapa orang terharu terhadap hasil dari smua itu, dimana dari hasil yang
didapatkan menyatakan bahwa 75% perempuan indonesia tidak lagi perawan (2004).
Hal ini tidak lain adalah akibat dari ulah mereka yang so` gaul, so` pintar dan
so`-so` yang lainnya, tanpa menghiraukan norm-norma kehidupan yang ada seng penting happy. Ketidak adilan ini
menyababkan mereka malakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama dan norma
kehidupan, dimana-mana terdapat anak muda mudi tauraan adu kekuatan,
disana-sini didapati pemuda-pemudi bergandengan tangan (pacaran) dengan tanpa
ada beban yang menghantui benak pikiran mereka akan kesalahan yang mereka
perbuat, free seks seakan menjadi suatu hal yang sudah biasa sehingga menjdai
hal yang terbiasa dikalangan para remaja bahkan para orang tua yang sudah
beranak cucu.
Free seks tidak lain adalah bagian dari prilaku immoral
(penyimpangan) yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan,. Mungkin ketika
anda mendengar kata free seks, anda pasti menduga, bahkan condong pada
pornografi, pornoaksi, pemerkosaan, pencabulan serta perzinahan. Free seks
adalah perilaku bejat yang tidak dibenarkan oleh agama dan begitu pula dalam
undang-ungad (Indonesia), dan bagi siapa saja yang melakukan perilaku bejat
itu, maka mereka tidak lain dan tidaklah beda dengan sesorang yang tidak bisa
menggunakan akal pikiran mereka dengan benar, sehingga mereka menggunakn nikmat
yang telah Allah berikan kepada mereka disalah fungsikan.
Dalam hal ini maka tidaklah
salah kiraya bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang berbagai
penyimpangan yang ada dan teah terjadi dikalangan para remaja masa kini.
Penyimpangan-penyimpangan yang mereka jadiakan santapan setiap hari adalah :
1.
Masturbasi / Onani.
Onani atau yang lebih dikenal
dengan Masturbasi berasal dari bahasa latin mastubatio
(Mastur berarti tangan dan Batio berarti menodai), jadi masturbasi
atau onani adalah menodai diri sendiri dengan tangan sendiri (dhalimun linafsihi).
Istilah onani diambil dari
nama seseorang dari tanah arab sebelum datangnya agama islam, yang bernama onan
yang sering melakukan kepuasan seks dengan tangannya sendiri dan dia dikalangan
umat Nasrani tekenal sebagai orang yang paling sering melakukan masturbasi.
2.
Beseksual.
Beseksual adalah orang yang
mempunyai karakteristik psikologis dari kedua jenis klamin. Dalam kamus
psikologi Dali Gulo, biseksual adalah mempunyai ciri kedua seks atau tertarik
dalam tingkat yang sama oleh anggota kedua
seks.
3.
Heteroseksual.
Heteroseksual hampir sama
dengan perzinahan dan pelacuran serta promiscuity(gonta-ganti
pasangan).
4.
Homoseksual.
Homoseksual menurut kamus psikologi adalah kecendrungan
memiliki hasrat seksual atau mengadakan hubungan seksual dengan jenis klamin
yang sama (Dali Gulo 105).
5.
Free Seks.
Kata Free Seks sendiri berasal dari bahasa ingris (Free Sexs) Free berarti
bebas sedangkan Sexs hubungan jenis
klamin. Pada dasarnya semua penyimpangan seksual merupakan bentuk dari Free Seks.
6.
Transeksualisme.
Transeksualisme adalah rasa
keengganan untuk menerima jenis klamin yang dimiliki bahkan lebih tertarik pada
jenis klamin yang sebaliknya.
7.
Samen Laven.
Samen Laven adalah prilaku
hidup bersama-sama dengan tanpa adanya keinginan untuk melangsungkan
pernikahan, dengan menjadikan kepuasan seksual sebagai acuan hidup mereka.
8.
Exibiosinisme.
Exibiosinisme perilaku yang
mendapatkan kepuasan seksual dengan cara menampakkan alat kemaluannya di depan
publik tanpa ada rasa malu.
9.
Voyeursme.
Voyeursme adalah kepuasan
seksual yang didapatkan hanya dengan cara melihat aurat atau bentuk-bentuk
tubuh erotik seseorang entah itu disengaja atau tidak disengaja.
10. Fethisisme.
Fethisisme adalah kepuasan
seksual yang didapatkan hanya dengan cara memegang atau hanya dengan melihat
pakaian dalam yang sering dipakai seseorang.
11. Sadisme.
Sadisme adalah perilaku
menyimpangan yang merasa mendapatkan kepuasan seksual denagan cara melukai
pasangan seksualnya.
12. Masokisme.
Masokisme adalah kebalikan
dari sadisme mereka akan mendapatkan kepuasan seksual dengan cara melukai diri
sendiri atau minta dilukai.
13. Troilisme.
Troilisme adalah perilaku
menyimpang yang mendapatkan kepuasan seksual apabila hubungan seksnya
disaksikan oleh orang ketiga.
14. Sodomi.
Pada awalnya sodomi dipakai
bagi orang yang melakukan hubungan seksual dengan binatang, namun kemudian
diperluas, sodomi adalah penyimpangan seksual dengan cara menyetubuhi lawan
seknya melalui dubur dan membunuhnya.
15. Pemerkosaan.
Pemerkosaan adalah penyimpangan seksual yang dilakukan
kepada orang lain atau bahkan kepada istri sendiri dengan cara memaksa.
16. Aborsi.
Aborsi adalah penyimpangan
sosial yang dilakukan oleh seseorang dengan cara membatalakan kehidupan si bayi
yang biasanya dilakukan leh para pelaku Free
Sexs.
17. Pelecehan Seksual.
Pelecehan Seksual merupakan
sebuah bentuk penghinaan kepada diri sendir atau orang lain terhadap nilai
seksual yang ada pada tubuhnya.
18. Pacaran.
Pacaran secara bahasa adalah
saling mengenal dengan curahan kasih sayang, namun pacara pada zaman ini tidak
adalah sebagai sebuah teka-teki permainan seseorang untuk memenuhi kebengisan
nafsu birahi mereka.
Oleh karena itu marilah kita umat manusia yang memiliki
kesempurnaan rupa dan bentuk (dari mahluk lain), seyogyanya kita gunaka sesuai
dengan fungsi hakikatnya, sebagai bentuk rasa syukur kita kepada sang pencipta
alam semesta.kehidupan kita didunia ini tidak lain hanyalah sebagai seorang
pengembara yang mencari kebenaran hakiki dengan kurun waktu yang cukup singkat,
sebagaimana hijrahnya seorang turis
pada tempat-tempat wisata, datang hanya sebatas untuk melihat pemandangan yang
kemudian pergi. Marilah kita gunakan waktu kita semaksimal mungkin sebelum
datang teman kita (Israfil) yang selalu setia menanti kita dalam akhir
kehidupan kita. Wallahu a`lam……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar