Selasa, 08 Desember 2020

Kesalahan Besar Seorang Ibu Saat Membuang Asi Pertama Setelah Melahirkan

 


Kesalahan besar bagi seorang ibu saat membuang asi yang keluar pertama kali setelah melahirkan sang bayi, karena asi yang keluar pertama kali setelah melahirkan amat sangat bermanfaat bagi bayi, asi tersebut dinamakan Kolostrum.

Adapun pengertian kolostrum dan beberapa kandungannya sebagai berikut. [1]

Kolostrum (dari bahasa latin colostrum) atau jolong adalah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia dan sapi warnanya kekuningan dan kental. Kolostrum penting bagi bayi mamalia (termasuk manusia) karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.

Kolostrum mengandung banyak karbohidrat, protein, dan antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki sistem yang belum sempurna, dan kolostrum memberinya nutrisi dalam konsentrasi tinggi di seiap tetesnya. Kolostrum juga mengandung zat yang mempermudah bayi buang air besar pertama kali, yang disebut meconium. Karakter kolostrum ini sangat bermanfaat unntuk membersihkan tubuh bayi dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran.

Kolostrum adalah cairan pra-susu yang dihasilkan oleh induk mamalia dalam 0-48 jam pertama setelah melahirkan (pasca-persalinan). Kolostrum mensuplai berbagai faktor kekebalan (faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir. Namun karena kolostrum manusia tidak selalu ada, maka kita harus bergantung pada sumber lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolostrum sapi (bovine colostrum) sangat mirip dengan kolostrum manusia dan merupakan suatu alternatif yang aman. Bahkan ada laporan yang menyatakan bahwa kolostrum sapi empat ratus kali lebih kaya akan faktor imun daripada kolostrum manusia.

Ada lebih dari 90 bahan bioaktif alami dalam kolostrum. Komponen utamanya dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor imun dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung berbagai jenis vitamin, mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.

Perintah menyusui anak sejak awal kelahiran Allah swt perintahkan kepada ibu Nabi Musa as, sebagaimana difirmankan dalam QS. Al-Qashash [28]: 7: Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil)…. Dalam ayat ini Allah memerintahkan ibu Musa as untuk segera menyusi anaknya sesaat setelah melahirkan. Menurut Wahbah Al-Zuhailiy, ibu Musa as menyusui selama tiga atau empat bulan.[2]

Konsep menyusui dalam al-quran dijelasakan dengan menggunakan kata kerja radhi’a-yardha’u-radhâ’an-radhâ’atan, untuk menunjukkan makna pada kegiatan menyusui.[3] Kata al-radhâ’a terulang sebanyak 10 kali dengan berbagai derivasinya dalam Alquran dan tersebar dalam 5 surat, yaitu: QS. Al-Baqarah [2]: 233, QS. Al-Nisâ’ [4]: 23, QS. Al-Hajj [22]: 2, Al-Qashash [28]: 7 dan 12, QS. Al-Thalâq [65]: 6.9[4]

Secara bahasa kata al-radhâ’a bermakna menyusui, baik itu seorang perempuan atau pun binatang. Sedangkan secara istilah berarti menyampaikan air susu seorang perempuan kepada mulut bayi yang belum sampai usianya dua tahun. [5] Sebagaimana firman Allah:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf”, (QS. Al-Baqarah [2]: 233).

Pakar pendidikan telah mengadakan penelitian terhadap masyarakat yang moralitasnya tinggi, diantara sebabnya adalah pada istri-istri Kaisar pada waktu itu menyusui anak-anaknya sendiri, mereka tidak mau menyerahkan anak-anak mereka kepada perempuan lain untuk menyusukannya.[6]

Dengan demikian, seyogyanya seorang ibu tidaklah memberikan anak mereka kepada orang lain untuk disusui, sebab pada masa itu adalah masa dimana seorang ibu memberikan rasa cinta dan kasih sayang lebih kepada si buah hati, dan tidak hanya itu, seorang ibu juga dapat memberikan pendidikan kepada si buah hati dengan mengenalkan kalimat-kalimat yang baik supaya dikala dewasa menjadi anak yang sholeh sholehah, sebagaimana hadis nabi ;

الام المدرسة الاولى

Seorang ibu merupakan lembaga pendidikan yang pertama (dan utama).

Maka dari itu, keberhasilan anak menjadi baik dikala dewasa lebih didominasi oleh bagaiman sikap seorang ibu kepada anak itu sendiri, begitu pula kesehatan anak tergantung pada bagaimana seorang ibu dalam merawat anak-anak mereka.

 

 

Oleh; MN



[2] Wahbah Al-Zuhailiy, Tafsîr Al-Munîr, jilid 10, h. 423

[3] Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), cet. VIII, h. 143. Lihat juga Ibnu Manzhûr, Lisan Al-‘Arab, Tt: Tp, h. 1660

[4] Muhammad Fuâd Abd Al-Bâqiy,Mu’jam Al-Mufahras li Alfâzh Al -Qur’ân Al-Karîm, (Kairo: Dar Al-Hadits, 1346 H), h. 321

[5] Abdurrahman al Jazîriy, Kitab Al-Fiqh ‘alâ Madzâhibi Al-Arba’ah, jilid. 4, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Alamiyah, 2003), h. 23

[6] Muhammad ‘Ali Al-Shabuniy, Rawâi’ Al-Bayân Tafsîr Âyât min Al-Qur’ân,jilid 1, h. 359


Tidak ada komentar: