Kamis, 04 Oktober 2018

Palu Yang TERJARAH

Dikala ufuk di waktu senja penuh lara
Tak lagi riang gembira
Luluh lantahnya bahtera
Membawa duka lara
Senyum manis hilang entah ke mana
Harus ku cari
Semua berlari
Mencari tempat berdiri
Sejauh mata memandang
Hanya puing-puing gedung yang datang
Jasad tanpa nafas bergelimang
Tangis haru bersahutan
Mereka mulai lemah tak berkalori
Tak kuat lagi untuk berdiri
Mau makan rumah tak lagi berdiri
“BOLEH AMBIL DI MINI MARKET”
Titah atau mandatkah ini
Mereka seakan kesurupan tak sadar diri
Gedung-gedung pangan seakan milik sendiri
Mereka datang dan lari
Memikul karung seisi lemari
Gedung-gedung pangan tetap berdiri
Namun isinya tak lagi berarti
Hilang bak ditelan bumi
Gudangku dijarah
Tokoku hancur tak berdarah
Mereka menjadi penjarah
“MEREKA TIDAK MENJARAH CUMA MENGAMBIL SAJA”
Katanya dengan santai
Seakan tak ada beban
Sungguh ironi negeriku
Mereka kesurupan atas pernyataannya
Moral bangsa hancur dalam hitungan masa
Bangsa ini pun menjadi tertawaan dunia
Ternyata bukan hanya Palu yang TERJARAH
Moral bangsaku pun TERJARAH

Pamekasan, 04/10/2018

Tidak ada komentar: