Senin, 28 Mei 2012

DIMANA LETAK KESUKSESAN DIKNAS DALAM DUNIA PENDIDIKAN


Hari ini (26/05/2012) adalah hari dimana peredikat abiturient disandang oleh adik-adik siswa-siswi SMA dan yang sederajat, setelah tiga tahun menjalani masa-masa indah disekolah bersama teman-teman dan guru mereka dengan penuh canda dan tawa.
Yang tidak kalah pentingnya adalah peroses dimana mereka pendapatkan sesuatu (Pendidikan) yang tidak semua anak-anak sebaya mereka bisa mendapatkannya. Intelektualitas mereka diasah sedimikian rupa sehingga pada ahirnya mereka menjadi orang-orang yang berguna bagi diri sendiri dan bagi orang laian serta dapat menularkan apa-apa yang telah mereka peroleh dari dunia pendidikan ketika mereka dibutuhkan. 
Berdasarkan definisi UAN seperti apa yang telah dikemukakan oleh Mentri Pendidikan Nasianl M Nuh ujian nasional itu adalah bagian dari sistem evaluasi. Sistem evaluasi itu adalah bagian dari proses belajar mengajar. Sehingga kalau diistilahkan ujian nasional itu sebagai pohonnya maka sistem proses belajar mengajar itu sebagai hutannya. Jangan sampai gara-gara kita memperdebatkan urusan pohon tadi, hutannya menjadi tidak terawat,” maka jelas sekali bahwa pendidikan itu adalah wahana dimana seseorang (murid) bergerak untuk berkereasi mencari jati diri, yang mana didalamnya sudah tersedia orang-orang (guru) yang sudah siap untuk membina, membimbing serta memberikan arahan bagaimana menuju masa depan yang lebih baik, dan bagaimana menata kehidupan lebih nyaman.
Benar apa yang diungkapakan oleh Mendiknas M Nuh yang menganalogikan UAN sebagai pohon sedangkan proses belajar mengajar adalah hutannya. Sehingga untuk menciptakan pohon-pohon yang yang berualitas, maka haruslah melihat letak geografis hutan itu sendiri. Jika pohon-pohon itu berdiam dalam hutan yang tanahnya subur gembur, saya yakin pohon-pohon yang ditanam akan tumbuh dengan kualitas yang mumpuni dan layak jual dan tidak perlu susah-susah untuk mempromosikannya pada halayak bahwa ini adalah pohon yang bagus dan sebagainya, karena publik sudah pasti mengetahui bahwa pohon-pohon yang tumbuh didalam hutan yang gembur dan subur sudah barang pasti berkualitas baik.
Ketika kita melihat kelulusan siswa/i diberbagai sekolah, hampir 100% lulus. Angka kelulusan ini telah menjadi tolak ukur, bahwa ketercapaian pendidikan dalam mendidik peserta didiknya sudah dapat dikatkan berhasil dalam dunia pendidikan. Hutan yang subur akan menghasilkan Pohon yang baik, dan pohon yang  akan menghasilkan buah yang baik pula. Hukum kausalitas tidak dapat kita pungkiri dalam kehidupan ini, namun entah kenapa hukum kausalitas itu malah justru berbanding terbalik dalam dunia pendidikan. Kenapa saya berkata demikian..? Kelulusan adalah sebuah bentuk dari ketercapaian (prestasi) dari peroses belajar mengajar, guru sukses dalam menularan ilmu pengetahuannya, murid sukses dalam menerima apa yang telah disampaiakan oleh sang guru, jadi antara guru dan siswa sama-sama mendapatkan prestasi dalam hal ini.
Perlukiranya saya menjelaskan lebih dulu apa itu Prestasi sebelum sya melanjutkan tulisan ini lebih jauh.
Pengertian prestasi menurut beberapa pendapat sebagai berikut:
  1. Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut : “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult aswell and as quickly as possible” (Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin).
  2. Gagne menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu:kemampuanintelektual,strategikognitif, informasi verbal, sikap danketerampilan.
  3. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
  4. W.J.S Poerwadarminta,berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai(dilakukan,dikerjakan,dan sebagainya).
  5. Mas’ud Said Abdul Qahar, persatasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan, hasil pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.
  6. Nasrun Harahap dkk, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perekembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serat nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa pengertian daiatas dapat disimpulkan bahawa perestasi adalah sebuah pencapaian seseorang dalam melaksanakan sesuatu, diaman hasil pencapaian itu diapresiasikan atau dapat dilihat melalui kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ketika berbagai elemen pendidikan berpendapat bahwa angka kelulusan yang tinggi itu menandakan bahwa proses belajar mengajar dalam duania pendidikan sudah sukses dan sekolah-sekolah berhak mendapatkan perestasi atas apa yang diraihnya. Menurut saya itu adalah suatu anggapan yang tidak realistis dan secara hukum kausalitas tidaklah sesuai. Ketidak sesuaia itu dapat kita lihat dari beberapa tindakan yang dilakukan oleh anak didik, pada saat mereka menerima pengumuman kelulusan, mereka merayakannya dengan konvoi, arak-arakan dan mencorat coret seragam bahkan lebih parah lagi ada yang mengganggu masyarakat hingga menyesahkan masyarakat. Kesuksesan itu seharusnya dapat dibuktikan dengan adanya kualiatas output yang dapat dipertanggung jawabkan, bukan hanya memandang pada kuantitas saja. Selama ini para pendidik cendrung menilai kesuksesan anak didiknya dengan sebelah mata, padahal fungsi dari pendidikan bukan hanya untuk menghasilkan kuantitas, akan tetapi juga dapat menghasilkan kualitas.
Tugas seorang pendidik ialah memanusiakan manusia. Para pembina pendidikan punya visi terhadap usaha pemanusiaan manusia. Mereka tidak boleh tenggelam dalam peroses otomatisasi pendidikan, tapi harus berani meletakkan dasar moral dan spritual bagi pengembangan pendidikan.[1]
Ada dua kata yang perlu kita fahami Dari apa yang ditulis oleh Piet: yang Pertama adalah pemanusiaan manusia. Pendidikan adalah wadah pencetak manusia, membuat perubahan pada ketidak nyataan manusia menjadi wujud yang nyata dengan membentenginya dengan intlegensi, menuju setrata sosial yang lebih baik dan lebih memahami akan makna-makna kehidupan, baik kehidupan dihari ini maupun kehidupan dimasa yang akan datang. Kedua ialah kata moral dan spritual. Dimana para pendidik dituntut untuk berani meletakkan dasar moral dan spritual demi perkembangan pendidikan. Moral dan spritual adalah life control bagi semua orang dalam kehidupan sosial, tidak adanya moral bagi sesorang, maka mereka akan terasingkan dari lingkungannya dimana mereka tinggal. Sedangkan spritual menurut beberapa pendapat adalah:
  1. Mickley et al (1992) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang multi dimensi, yaitu dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa.
  2. Sedangkan Stoll (1989), menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi: dimensi vertikal adalah hubungan denganTuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan. Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimersi tersebut.
  3. Menurut Burkhardt (1993), spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut: 1). Berhubungan. dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidak pastian dalam kehidupan. 2). Menemukan arti dan tujuan hidup. 3). Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. 4). Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa spritual berfungsi sebagai internal control system yang mengatur atau mengarahkan seseorang dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya dan dengan sesama mahluk hidup dengan baik. Yang terpenting dari spritual adalah seperti apa yang dikatakan oleh Burkhard ialah menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. Dimana dengan kekuatan dalam diri (Air, udara, bumi dan api) seseorang tersebut mereka bisa mengendalikan kehidupan mereka.
            Bersambung..............................





  





[1]. Piet A. Sahertian Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta PT. Reneka Cita 2000. Cet Pertama. Hal.165-166


Jumat, 25 Mei 2012

Ku Hanya Rakyat Jelata

Inginnya hati bersua
Tapi apalah daya lisan takberdaya
Dalam kungkungan sang penguasa
Kebijakan tiada berarti
Bak hilangnya air ditelan bumi
Dia yang lebih tahu akan semua ini
Ku tiada tahta tiada kuasa
Ku tiada harta tiada berdaya
Ku hanya rakyat jelata yang tak bertuah
Ku hanya rakyat jelata yang hanya berkeluh kesah
Ku hanya rakyat jelata yang selalu pasrah akan titah
Ketertindasan kan terus berlalu
Dalam kehidupanku
Ketidak nyamanan kan selalu menjadi bagian hidupku
Selagi perinsip tak lagi dipadu

Minggu, 20 Mei 2012

BINTANG

Bingtang-bintang menyelimuti alam semesta
Bintang-bintang berkelap kelip menghias cakrawala
Bintang-bintang bertebaran membungkus nirwana
Bintang-bintang tersimpuh dalam gugusannya
Cluster adalah small kingdom darinya
Super cluster adalah the largest kingdomnya
Hamparan cahayanya tak dapat kudaki
Keindahannya tak dapat ku jejaki
Tata letaknya serat akan imformasi
Hingga tak dapat ku jelajahi

Rabu, 09 Mei 2012

Suap Menyuap



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Kemarahan masyarakat luas sepertinya dianggap angin lalu oleh para pelaku suap menyuap, terbukti dari sebelum era reformasi hingga hari ini, aneka kasus korupsi terus menerus menghujani Indonesia. Maraknya berbagai ulasan sengit kasus suap menyuap di berbagai kalangan masyarakat dan media sepertinya juga masih lebih lambat dengan kecepatan munculnya nama-nama baru pelaku suap menyuap. Hingga kasus sebelumnya banyak yang menguap begitu saja karena perhatian publik secara reflek beralih kepada kasus baru. Rasa malu,  rasa berdosa, penyesalan dan permohonan maaf  nyaris tidak pernah terbaca dengan jelas pada pelaku yang sudah dinyatakan bersalah oleh hukum sah negara. Padahal implikasi praktek suap menyuap khususnya terhadap perekonomian dan efek dominonya sangat merugikan kehidupan masyaraka.
Dalam Islam kegiatan suap menyuap sangat tercela dan dilarang keras. Islam menyebut suap menyuap dengan Ar-Risywah, yang artinya secara singkat adalah pemberian apa saja kepada pihak lain untuk mendapat keputusan dengan cara batil. “Rasulullah  SAW melaknat/mengutuk orang yang menyuap, yang menerima suap dan orang yang menghubungkan keduanya,” (HR. Ahmad). Ditinjau dari prinsip ekonomi syariah, ar-risywah adalah salah satu kegiatan yang memperburuk perekonomian dan moral suatu bangsa.
Pemerintah adalah teladan bagi masyarakat yang dipimpinnya, maka dari itu mereka dituntut untuk berlaku bijaksana dalam segala perilaku mereka. Namun entah kenapa perilaku mereka malah memberikan kesan ketidak teladanan seorang pemimpin, adegan-adegan mesum para penguasa menyebar luas didunia maya, belum lagi indonesia tercatat sebagai negara terkorup no tiga di dunia, yang semua itu adalah akibat dari olah para penguasa karena tidak mungkin rakyat jelata melakukan sesuatu yang berdampak global dalam ketidak berdayaan mereka. Anugrah rengking ketiga dari dunia sebagai negara terkorup tidak lepas dari ulah praktek suap-menyuap yang dilakukan oleh para penguasa, entah itu dalam lembaga internal maupun lembaga eksternal. Peraktek suap sudah tidak bisa lagi kita pungkiri kesuburannya, peraktek suap-menyuap suadah merambah keberbagai lapisan, mulai lapisan paling atas ( Ekskutif, legislatif dan yudikatif ) hingga paling bawah seperti lembaga pendidikan, lembaga kemasyarakatan.                 
2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka kami berkeyakinan bahwa apa yang kami tulis dalam makalah ini akan membawa manfaat bagi kita bersama. Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalh sebagai berikut:
1.      Redaksi ayat berkenaan dengan praktek suap-menyuap
2.      Makna mufradat
3.      Problematika suap-menyuap
3.      Tujuan
Sedankan tujuan dari perumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui bagaiman Islam memandang praktek suap-menyuap
2.      Untuk mengetahui makna mufradat ayat
3.      Untuk mengetahui problema tika suap-menyuap dalam kehidupan


Minggu, 06 Mei 2012

Individu, Keluarga, Masyarakat dan Interaksi Sosial


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati.
 2. Rumusan masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
  1. siapakah individu itu..?
  2. siapakah keluarga...?
  3. siapakah masyarakat...?
  4.  apakah interaksi sosial...?
3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Tempat Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi sosial bagi masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.                INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin; in (tidak) dan dividus (dapat dibagi). Individu dapat terdiri atas dua dimensi yaitu fisik yang pada dasarnya berpoensi lahiriyah berupa gerakan anggota badan, panca indra dan lain-lain dan psikis pada dasarnya berpotensi batiniyah berupa intelegensi emosi dan lain-lain.
            Potensi-potensi itu sebagian besar merupakan naluriah,untuk mengadakan pemisahan secara tegas. Para ahli ilmu jiwa berbeda pendapat dalam menentukan macam-macam potensi naluriah. James mengemukakan hampir 30 macam. Torndike 40 macam ada pula yang menyatakan 9 dan 60 macam. Maka dari itu untuk mengetahui individu lebih jelas kita tidak boleh terpaku pada naluriah saya manusia perlu diadakan pendekatan seprti :
1.      segi fisik
Wujud fisik adalah sebagai sebagian alam selalu tunduk pada alam. Wujud ini tersusun dan mempunyai struktrur fisika seperti berat,volume dan sifat-sifat lainnya. Seorang lahir kemudian menjadi dewasa,dan meninggalkan hal ini yang merupkan gejala kealaman. Namun makhluk hdup mempunyai cirri-ciri sendiri dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan yang disebut dengan factor penunjanng kelangsungan hidup.
Tahap pekembangan biologis menurut beberapa pendapat terdapat dalam table berikut:
No
Tokoh
Umur
Keterangan
1
Aristoteles
0 tahun-7 tahun
Masa bermain
7 tahun- 14 tahun
Masa remaja
14 tahun – 21 tahun
Masa puber melalui menjadi dewasa


2
krettschmen
0 tahun- 3 tahun
Keleihatan pendek dan gemuk (fullung periode I)
3 tahun-7 tahun
Kelihatan langsing(strecking periode I)
7 tahun – 13 tahun
Kelihatan pendek dan gemuk(fullung periode II)
13 tahun 20 tahun
Ke;lihatan langsing (strecking periode II)
3
Sigmund freud
0 tahun – 1 tahun
Mulut pokok aktivitas dinamik
(fase oral)
3 tahun- 5 tahun
Dorongan dan tekanan terpusat pada kotoran
5tahun–12/13 tahun
Implis cenderung untuk adalah menyerap
12/13t
Implus mulai menonjol kembali
(fase puber)
 
Sedangkan penunjang kehidupan manusia antara lain sandang, pangan dan papan untuk keperluan ini manusia selalu berubah dengan lingkungannya hal inilah yang menyebabkan perubahan lingkungan.
1.      psikis
Wujud psikis ini bersama-sama membentuk individu yang berfungsisangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah lakufisk sedangkan tingkah laku fisik berpengaruh pada psikis, contoh; tempereatur seseorang merupakan pantulan dari kejiwaan tapi dipengaruhi oleh zat cairan (cairan empedu kuning,darah,empedu hitam dn lendir) .
Tenaga kejiwaan yang sangat menonjol oleh Sigmund freud disebut libido seksual (naluri tunggal dan sumber tingkah laku) yang melahirkan dorongan untuk hidup dan mati. Sedangkan menurut A.D,marimba adalah cipta, karsa, karya dan fungsi ini selalu mengalami perubahan dalam beberapa tahap.
2.      Pengaruh lingkungan pada individu.
Lingkungan sangat berpengaruh dalam perubahan kondisi individu, sehimgga individu harus menyesuaikan diri dengan lingkunagannya,penyesauian itu dapat timbul dari dalam dan dari luar.proses pengaruh yang masukdari luardisebut internlisasi.seperti keluarga,teman,media dan lain-lain.

B. KELUARGA
      
            Keluarga adalah kelompok individu yang utama dan yang pertama yang dibentuk melalui bersatunya dua individu yang diikat melalui perkawinan. Ada bebeerapa macam keluarga yang timbul dariperkawinan ini:patrilokal yaitu wanita ikut kekeluarga suami. Matrilokal yaitu suami ikut istri. Sedangkan Neolokal pihak suami dan istri membuat keluarga sendiri.
            Keterpisahan ini tidak akan menghilangkan garis keturunan dari keluarga asal mereka, keturunan yang berasal dari pihak ayah disebut patrilinial,sedangkan keturunan dari pihak ibu disebut matrilineal. Dalam keluarga tradisional ayah dijadikan tulang punggung keluarga dan ibu/istri hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi rumah saja. Namun dengan dipermasalahkannya tentang kesetaraan gender pihak perempuan juga ikut andil dalam memperjuangkan hak-haknya dengan analog bahwa perempuan itu sama dengan laki-laki.
1. Pengaruh keluarga pada anggota-anggota keluarganya.
            Karakteristik keluarga dapat dilihat dari beberapa hal;
a.                   Terdiri atas hubungan darah.adopsi atau perkawinan.
b.                  Hidup bersama-sama.
c.                   Satu kesatuan yang paling berinteraksi dan berkomunikasi
d.                  Mempertahankan kebudayaan bersama. 
       Sebagai wadah interaksi komunikasi, keluarga juga berpengaruh bagi individu, pengaruh tersebut menurut ahmadi antara lain;
a.                   Status sosial dan ekonomi.
b.                  Keutuhan keluarga.
c.                   Sikap dan kebiasaan orang tua.
 2. Fungsi keluarga
            Keluarga adalah kelompok keluarga dan bagian dari masyarakat dan tepat proses sosialisasi paling dini. Ayah difungsikan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah yang dibantu anak laki-laki dan ibu mengelola kehidupan rumah tangga dengan anak perempuan.
            Menurut William f.onburn fungsi keluarga sebagai;
a.                   Pelindung
b.                  Ekonomi
c.                   Rekreasi
d.                  Agama dan pendidikan.
            Menurut merstedt
a.                   Menguasai dan mengatur impulus-impulus.
b.                  Membantu
c.                   Menegakkan budaya
d.                  Mewujudkan status.

C.      MASYARAKAT

            Menurut kodratnya manusia adalah mahluk masyarakat yang saling berinteraksi bahu membantu satu sama lain,hak\l ini terjadi karena dalam dalam diri manusia terdapat dorongan untuk hidup bermasyarakat dan dorongan itulah yang akan membawa manusia pada masa depan mereka dalam bersikap. Adapun sikap kemasyarakatan itu menurut p.j douman.
a.                   kecenderungan sosial.
b.                  Rasa harga diri.
c.                   Kecenderungan untuk patuh.
d.                  Kecenderungan untuk mandiri.
e.                   Kecenderungan untuk menurut.
f.                   Tolong menolong dan meniru.
g.                  Hasrat berjuang
h.                  Hasrat memberi tahu dan menerima.

A.                  Bentuk-bentuk masyarakat
                       
a. Masyarakat Paguyuban (gessel schaft).
 PJ Bourman menjelaskan masyarakat paguyuban adalah suatu persekutuan mnusia yang disertai perasaan setia kawan dari hati ke hati dan keadaan kolektif yang besar, sehingga perpisahan dalam kelompok ini sangat tidak disenangi, adapun ciri-cirinya;
1.                  Pola berkorban demi kebersamaan
2.                  Pemenuhan hak tidak selamanya dikaitkan dengan kewajiban.
3.                  Solidaritas yang tinggi.

b. Masyarakat patembangan (gesel schaft)
PJ. Bourman mengibaratkan seperti tumpukan pasir yang tiap-tiap butirnya dapat terpisah dari yang lain. Keterikatan antara satu dengan yang lain hanya dalam satu tujuan sehingga sifat keakurannya masih sangat menonjol. Adapun cirri-cirinya;
1.                  Pemenuhan hak selalu dikaitkan dengan kewajiban.
2.                  Solidaritas tidak terlalu kuat.

B.                  Tingkatan-tingkatan masyarakat.
 1.                        Masyarakat Tradisional.
                     Masyarakat tradisonal sebagai bentuk dari kehdupan bersama,mempunyai keterkaitan hidup bersama yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya,mereka sangat bergantung pada manusia dan alam dengan mata pencaharian yang berpusat pada petanian dan nelayan dalammemenuhi kebutuhansandang,pangan,dan papan mereka bergantung pada alam karena kesederhanaan teknologi yang mereka miliki. Modal yang paling menonjol adalah pemilk tanah sehingga banyak tuan-tuan tanah pada masyarakat tradisional dan melahirkan elit masyarakat yang feudal  dengan kepemimpinan otokritas. Selain itu kebersamaan antara mereka juga sangat kuat dalam membentuk persaudaraan.
           
2. Masyarakat modern

            Adalah pola perkembangan dar masyarakat tadisional yang telah mengalami kemajuan dala berbagai aspek kehidupan,kalau pada masyarakat tradisisonal dikenal sebagai zaman agraris lain halnya dengan masyarakat modern ,zaman ini lebih dikenal dengan zaman industrialis karena segala usaha dan kebutuhan manusia lebih  memedukan antara SDA dengan SDM dengan menggunakan teknologi disamping itu terciptanya berbagai industri diberbagai belahan dunia dengan operator professional, sehingga menghasilkan barang yang lebih berkualitas.

D. INTERAKSI SOSIAL.
           Interaksi social merupakan hubungan dinamis antara orang-orang perorang,kelompok,maupun antata individu dengan kelompok,interaksi social adalah bentuk uum dari pada proses social karena interaksi social menjadi syarat antara terjadinya aktivitas-aktivitas social.
            Cirri-ciri inteaksi social adalah dengan adanya orang atau lebih yang saling berinteraksi dan berkomunikasi ,entah komunikasi secara primer atau skunder yang kemudian akan menimbulkan tindakan social. Adapun tindakan social tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.
No
Tindakan Sosial
Pengertian
1
Instrumental
Tindakan rasional
2
Berorientasi nilai
Tindakan yang diukur dengan nilai
3
Tradisional
Tindakan yang dilakukan karena kebiasaan
4
Afektik
Tindakan irrasional
 
 Bentuk-bentuk interaksi sosial
   a.                    Proses-proses asosiatif
                             
            Adalah suatu interaksi social dimana masing-masing pihak memiliki kesamaan pandangan yang mengasal pada kesatuan. Adapun wujudnya sebagai berikut;
1.                  Kerjasama yaitu usaha bersama antara orang perorangan atau antar kelompok.
2.                  Akomodasi, proses penyesuaian antara individu dengan individu antara kelompok dengan kelompok dengan tujuan mengurangi disintegrasi .berikut adalah bentuk akomodasi.
a.Koersi-kompromi-arbitrasi-mediasi-konsiliasi—toleransi—stalemate-ajudikasi.
3.   Asimilasi yaitu proses social yang ditandai dengan usaha setiap pihak dalam     menekan perbedaan diantara perorangan atau kelompok.
4.   Akulturasi yaitu proses berpadunya dua kebudayaan.

b.                  Proses disaosiatif.
Proses ini juga disebut oposisi yaitu interaksi social yang bertujuan untuk berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Adapun tindakan-tindakan yang bersifat disasosiatif adalah;
            1. Persaingan
            2. kontroversi
            3. pertentangan.  
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
            Manusia adalah mahluk social bukan mahluk individu yang hanya dapat hidup dalam kesendrian, tapi manusia dapat menjalankan perannya sebagai mahluk tuhan dengan baik yaitu dengan membentuk suatu asosiasi (pertemanan, organisasi, kelurga, dll) hubungan yang mana dengan manjalin hubungan tersebut kita dapat berintraksi dan membentuk dunia ini lebih indah dan lebih bermakna.    
2. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.

Bersitan Hati Yang Semu

Hati yang kecil tak dapat mengilak
Rasa sabar dan marah tak dapat ku hindari
Rasa senang dan benci
Terkadang tak dapat ku fahami
Bersitan-bersitan semu tak dapat ku temu
Kadang membawa tawa
Kadang membawa duka
Jeritan-jeritan sunyi terus berlalu tiada henti
Larut dalam sanubari
Silih berganti


Jumat, 04 Mei 2012

Rintihan Jiwa Dalam Ketidak Berdayaan

Kenapa ketidak berdayaan ini
Engkau satukan dalam kenistaan jiwa
Hati ini tiada hentinya dalam reruntuhan air mata
Mata tak tahan lagi tuk berkedip
Cakrawala tak lagi indah tuk dipandang
Angin-angin kehidupan berubah menjadai sayup-sayup hitam
Pikiran terus berputar dalam ketidak nyamanan
Prinsipel kelembagaan tak lagi ditegakkan
Setrukturalisasi dalam kesimpangsiuran
Haruskah diri ini terus berada dalam  kesengsaraan
Sampai kapan
jiwa ini kan terus terbelenggu
Kapan jiwa ini kan bersuara merdu
Bersinar selayaknya sang rembulan
Terbang bebas dalam ketenangan