Selasa, 18 Agustus 2015

TERASINGKAN

Disaat cakrawala terbangun dengan penuh senyum
Sang pengembara membuka mata dari pejamannya yang telah lelap dalam kelelahannya
Hari demi hari dalam perjalanan
Entah kemana harus berlalu
Entah kapan harus berakhir
Disaat telinga mengebarkan sayap-sayap
Terdengarlah kicauan-kicauan burung menyapa kehidupan
Tatkala manusia berkerumun
Entah kenapa telinga ini harus rela mendengar cerita-cerita kehidupan
Yang tak lepas dari hidonisme, egoisme, ambisi, dan kekuasaan
Lelah telinga ini tuk terus mendengar
Jiwa semakin membenci cerita-cerita kehidupan
Diri ini semakin terus terkucilkan
Dimanakah sang pengembara dapat bertepuk tangan
Bersua ria dalam satu pandangan
Menjelajahi kehidupan dengan penuh keihlasan
Menyatu dengan alam
Tidak untuk kepentingan

Surabaya, 16/8/2015

Tidak ada komentar: