Percintaan
dalam kehidupan masa remaja dijadikan hal yang biasa bagi mereka, bahkan mereka
akan menganggap teman-teman mereka yang tidak bercinta sebagai seseorang yang
tidak jantan. Agregat kehidupan semacam ini tidak dapat dipungkiri dalam
kehidupan remaja ataupun remaji, yang diakibatkan oleh beberapa faktor :
1. Keluarga.
Pengawasan yang diberikan oleh pihak keluarga tidak begitu maksimal dalam
memberikan motivasi distruktif demi masa depan anaknya, sehingga sang anak
cendrung memandang sepele akan nasehat orang tua.
2. Lingkungan bermain.
Dengan lingkungan yang penuh dengan liku-liku percintaan, lambat laun seorang
anak akan ikut dan masuk dalam perjalanan teman-temannya, karena dia tidak mau
dihindari lantaran tidak sebanding dengan alur kehidupan teman-teman mereka.
3. Motivasi yang
sangat memojokkan sang anak menjadikan sebuah landasan utama untuk bertindak
sebagai seseorang yang dapat menampakkan rasa keakuan dengan sepenuhnya.
4. Transparansi
media masa dalam hal aktivitas orang-orang dewasa juga mempengaruhi refleksitas
biologis seseorang dalam menjalani kehidupan.
Bercinta
itu adalah hal yang biasa “kono lo, jaman sekarang dak punya pacar” begitulah
kata-kata yang diungkapkan oleh para pujangga.
Berjalan
dalam keseharian penuh liku-liku, namun tidak tau makna hakiki dari apa yang
dihadapi. Begitulah perjalanan remaja sekarang. Dalam penelitian ilmuan barat dan
penelitian ini ternyata sesuai dengan pendapat Al-ghazali “ perjalanan cinta seseorang
dalam dunia percintaan yang langgeng hingga menuju lembah perkawinan ialah satu
banding seribu” jadi dari
kesimpulan ini sudah bisa kita simpulkan, bahwa remaja-remaji dalam menjalin
hubungan percintaan pada saat merka dalam usia senja hanya sebatas yuforia
semata, sebatas selingan untuk mengisi ruang-ruang kosong.
Dari
beberapa teman yang saya temui tidak sedikit yang mengatakan “saya
berpacaran hanya sebatas hiburan semata saja” dan semapat juaga saya menanyakan apa itu
cinta (teman yang sedang menangis dalam loving problem ) dia menjawab bahwa cinta
itu adalah kasih sayang yang harus diberikan kepada seseorang yang ia cintai,
ada juga yang menjawab cinta itu pengabdian, pengorabanan, dan banyak lagi yang
lainnya… jika saya tarik kesimpulan dari perjalanan seorang sufi dalam
menjalani kehidupan mereka menuju Sang Pencinta : priodesasi kehidupan untuk
sampai kepadaNya ialah melalui :
1. Adanya rasa
Keingin
Tahuan
2. Perkenalan (yang
dilakukan oleh seorang abid dengan sang Khalik melalui jalan ibadah)
3. Dari peroses
perkenalan tersebut timullah rasa Cinta seorang abid kepadaNya.
4. Dari perjalanan
cinta yang cukup lama, maka akan timbul rasa Kasih Sayang dari jiwa
yang terdalam sehingga mereka rela menjauh dari kehidupan demi mendekatkan diri
kepadaNya dengan penuh pengurbanan lahir dan batin.
Begitulah
priodesasi para sufi dalam meraih cinta hakiki. Berbeda dengan para remaja hari
ini, ketika mereka menjadlin percintaan dengan sesama (mahluk Allah) mereka
cendrung berhenti pada bundaran Cinta semata, dan tidak sampai pada bundaran Kasih Sayang selayaknya para sufi dalam
meraih cinta hakiki. Sehingga tidak heran jika banyak diantara mereka yang mendapat
gelar sebagai play boy ataupun play girl.
Diakibatkan
oleh kurangnya pengetahuan terhadap makna hakiki dari cinta, maka tidak
seharusnya kita menutup diri dari mereka untuk memberikan asupan pengetahuan. Entah
kenapa, Saya heran kepada objec percintaan, sekian seringnya mereka menjadi object
percintaan yang tidak begitu jelas arah dan tujuannya, kenapa mereka mau
menjadi uji kelayakan. Aneh bin mengherankan ….. mungkin yang pasa bagi mereka
adalah firma Allah yang berbunyi “Afala
Ta`qilun” .
Cinta
hakiki hanya bersemayam dalam lubuk hati
Didalam
jiwa-jiwa yang suci,
Cinta
hakiki tidak pernah menghianati
Lawan
menjadi diri
Dimana
diri ini berdiam
Disama
jiwa ini mencari ketenangan
Mencari
kesunyian
Menciptakan
kedamaian
Dzikir
menjadi sarapan dan minuman
RidaNya
selalu menjadi harapan
Dalam
segala perjalanan kehidupan
HANYA ORANG-ORANG BERFIKIR YANG DAPAT MEMBACA KEHIDUPAN ...........!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar