Senin, 09 Maret 2015

SABAR ADA BATASNYA


            Para pembaca yang budiman, dalam kehidupan yang penuh problimatika ini setidaknya kita mempunyai perisai hidup yang dapat membuat kita dapat menghadapi segala permasalahan yang kita hadapi. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada seorangpun dalam dunia ini yang tiadak dihadapkan dengan permasalahan hidup, entah permasalahan yang ditimbulkan dari keluarga, teman, dan lainnya.
Dalam suatu riwayat:


عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم : أوصني قال : " لا تغضب " فردد مِرارا , قال : لا تغضب
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Janganlah engkau mudah marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau : “Janganlah engkau mudah marah”. [Bukhari no. 6116] 
            Pengarang kitab Al Ifshah berkata : “Boleh jadi Nabi mengetahui laki-laki tersebut sering marah, sehingga nasihat ini ditujukan khusus kepadanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memuji orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya ketika marah”. Sabda beliau : “Bukanlah dikatakan orang yang kuat karena dapat membanting lawannya, tetapi orang yang kuat ialah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya di waktu marah”.
            Allah juga memuji orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah dan suka memberi maaf kepada orang lain. Diriwayatkan dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Barang siapa menahan marahnya padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, maka kelak Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segala makhluk, sehingga ia diberi hak memilih bidadari yang disukainya”
            Tersebut pada Hadits lain : “Marah itu dari setan”.
            Oleh karena itu, orang yang marah menyimpang dari keadaan normal, berkata yang bathil, berbuat yang tercela, menginginkan kedengkian, perseteruan dan perbuatan-perbuatan tercela. Semua itu adalah akibat dari rasa marah. Semoga Allah melindungi kita dari rasa marah. Tersebut pada Hadits Sulaiman bin Shard : “Sesungguhnya mengucapkan ‘a’udzuubillaahi minasy syaithanirrajiim’ dapat menghilangkan rasa marah”.
            Karena sesungguhnya setanlah yang mendorong marah. Setiap orang yang menginginkan hal-hal yang terpuji, setan selalu membelokkannya dan menjauhkannya dari keridhaan Allah, maka mengucapkan “a’udzuubillaahi minasy syaithanirrajiim” merupakan senjata yang paling kuat untuk menolak tipu daya setan ini.
            Perilaku marah adalah perilaku setan yang tidak seharusnya dilakukan oleh kita ummat manusia. Kemarahan hanyalah akan membawa kita akan kebinasaan dan kehinaan, oleh karena itu, ketika kita akan marah maka lawanlah kemarahan itu dengan kesabaran, dengan cara menenangkan pikiran kita. Dengan pikiran yang tenang, maka kita dapat berpikir normal. Namun hal ini tidaklah mudah kita lakukan, membutuhkan proses  yang cukup lama, oleh karena itu membutuhkan latihan untuk bisa mencapai ketenangan diri.
            Sabar adalah usaha menahan diri dari melaksanakan tanggung jawab yang kita hadapi. Orang yang diam bukan berarti termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar, sabar setidaknya dapat kita lihat dari apresiasi perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Lantas bagaimana kita memaknai sabar dalam kehidupan ini.?
Sabar terbagi dalam tiga hal, jika seseorang sudah dapat melaksanakan ketiganya maka merekalah golongan orang-orang yang sabar yang dijanjikan oleh Allah, surga sebagai tempat kembali mereka kelak….
Sabar yang pertama adalah Asshabru Fittha`Atillah
Kita dapat dikatakan orang-orang yang sabar dikala kita telah dapat melaksanakan perintah dan laranganNya, kita patuh dan taat kepadaNya semata. Dimanapun kita berada kita selalu ingat akan perintah dan laranganNya, dengan tampa harus dipaksa kita melakukan apa yang Ia perintahkan kepada kita dengan perasaan lega, tanpa harus terbebani oleh apapun. Biar anjing menggonggong kafilahpun berlalu. Dalam keadaan apapun, dimanapun kita berada, kita tetap sabar melaksanakan perintah dan laranganNya.
Sabar yang kedua adalah Asshabru Filmushibah
Semua manusia tidak akan pernah terlepas dari permasalahan hidup, bahkan nabi sekalipun, apalagi kita selaku manusia biasa yang tidak mempunyai kelebihan apa-apa. Sulit memang menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita, namun apalah mau dikata itu  sudah takdirNya.
Kesabaran dalam musibah ini memang sulit untuk kita lakukan, tidak semua orang dapat melakukannya, hanya orang-orang yang mau menerima keadaan yang mungkin bisa melakukan. Sabar dengan keadaan kita yang kadang serba melarat, sabar dengan ketiadaan orang yang kita cintai, dan sabar disaat apa yang kita miliki dan kita senangi pergi dari hadapan kita. Jika kita dapat sabar dari musibah-musibah yang diberikan olehNya kepada kita, maka bersyukurlah, karena kita adalah bagian dari orang-orang yang sabar.
Sabar yang ketiga adalah Asshabru Fil Ma`Shiah
Maksiat semakin merajalela dalam kehidupan ini, dizaman yang semakin modern ini tidak dapat kita pungkiri berbagai macam maksiat berkeliaran didepan mata kita, tinggal bagaimana kita menyikapi semuanya. Jika kita berpengan taguh pada ajaran syariat islam, tentunya kita akan selalu sabar dalam menghindar dari perbuatan-perbuatan maksiat tersebut. Namun jika kita tidak bisa sabar dalam menjauhi berbuatan-berbuatan maksiat tersebut, maka tiadalah bagi kita bagian dari orang-orang yang sabar.
Sungguh terpuji orang-orang yang dapat berlaku sabar dalam hidup mereka, hingga janji Allah menyertai mereka yaitu surga sebagai tempat kembali. اللهم اجعل لنا قوما صابرا مخلصا

Tidak ada komentar: